Hati-hati Belanja di Bolly - Kabar Bima - Portal Berita Bima Terbaru

Header Ads

Hati-hati Belanja di Bolly

Kota Bima, KB.- Usai belanja sebaiknya periksa kembali struk pembayaran dari kasir. Karena bisa jadi harga barang yang dibeli tidak sama setelah sampai di Kasir. Sehingga pembayaran pun jumlahnya lebih banyak dari harga yang tertera dalam barcode.

Bolly Departement Store (Foto Udin)
Hal seperti itu juga kerap terjadi di supermarket atau swalayan di Kota Kota Besar, bahkan sudah terjadi di Kota Bima. Seperti yang dialami Sri Mulyani, (28) Warga Lingkungan Salata Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota, Kota Bima. 

Sri Mulyani yang hendak membeli rok sekolah untuk anak pertamanya yang masuk SD ini, harus kecewa setelah mengetahui pihak Bolly Departemen Stor (Bolly Salama.red) yang menipu dirinya. Karena Sri harus membayar lebih dari dari harga yang tertera dalam barcode.

"Saya kaget setelah saya sampai dirumah, saya cek kembaliannya, ternyata uangnya kurang. Setelah saya cek struknya, ada perbedaan harga yang jauh dari harga yang tertera di barcode," aku Sri kepada Kabar Bima, Selasa (18/07/2017).

Dirinya merasa pihak Bolly telah menipunya, karena harga dalam barcode tidak sama dengan yang dia bayar dikasir.

"Dalam barcode tertera harga roknya Rp. 47.500, namun dalam struk pembayaran harganya menjadi Rp.52.500. Ada penambahan harga sebanyak Rp.5.000," bebernya.

Menurut Sri, masalahnya bukan pada uang Rp.5.000 tetapi masalahnya pada modus penipuan harga. Bayangkan saja Rp.5.000 dikali sekian banyak konsumen yang membeli rok di Bolly.

"Kita konsumen ini dilindungi Undang-Undang, jangan main tipu begini dong," ujar Sri kesal.

Informasi yang dihimpun Kabar Bima, tenyata bukan Sri saja yang mengalami hal tersebut, Istri pengacara kondang di Kota Bima Taufik Firmanto juga pernah mengalami nasib serupa. Bahkan masih menyimpan bukti struk pembelian barang di Bolly. 

Owner Bolly Departement Store, Mahdalena yang dikonfirmasi Kabar Bima mengaku  
tidak sengaja melakukan hal yang merugikan konsumen tersebut. Menurutnya, itu terjadi karena kelalaian karyawan.

"Tidak ada unsur kita menipu, saya akan telpon dulu bagian adminnya," elaknya.

Dirinya beralibi, bahwa kejadian seperti itu kadang bisa saja terjadi. Karena harga dari Jakarta sudah naik, namun barcodenya belum sempat dicopot. Sebab ada barcode yang mereka pasang sendiri namun belum sempat diganti ketika harganya sudah naik.

"Mungkin itu karena barcode belum dicopot dan diganti, sementara harga barang sudah naik. Karena kami mendistribusikan ke seluruh toko kami, jadi kadang ada yang belum sempat dicopot. Saya sudah perintahkan karyawan untuk mengganti barcode jika ada kenaikan harga, dan mungkin ada yang belum sempat dicopot," jelasnya.

Pemilik Bolly juga sempat minta maaf atas kajadian tersebut. "Saya minta maaf atas kejadian itu, karena itu kelalaian karyawan kami, dan bukan sengaja kami lakukan," (KB-01)

2 komentar:

  1. Seharusnya jika kasir menemui perbedaan harga barcode dengan yg ada di system, seharusnya diinfokan langsung pada konsumen pada saat itu juga. Itu termasuk pekerjaan seorang kasir. Jng bisanya hitung jumlah saja tapi merugikan konsumen.

    BalasHapus
  2. ketika berbelanja ke sesama Muslim kenapa kita mempermasalhkan dan masuk media, tapi klo kita belanja di tempat cina tdk pernah. saya juga pernah belanja di supermarket lain dan mengalami kejadian yg sama, tapi tdk saya permasalahkan, krn itu urusan dia sama Allah.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.