Cuaca Buruk, Puluhan Kapal Nelayan di Bima Tak Melaut Selama Satu Bulan Lebih - Kabar Bima - Portal Berita Bima Terbaru

Header Ads

Cuaca Buruk, Puluhan Kapal Nelayan di Bima Tak Melaut Selama Satu Bulan Lebih

Kota Bima, KB.- Laut merupakan lokasi mata pencaharian para nelayan, namun apabila saat cuaca buruk disertai angin kencang, tentu jadi hambatan bagi para nalayan dalam mencari sesuap nasi untuk menyambung hidup. Karena itu, berdasarkan pantauan langsung wartawan kabarbima.com pada Sabtu (05/01/2019), kini puluhan kapal para nelayan Bima itu, satu bulan lebih terdampar di Pantai Lawata.

Kapal nelayan yang parkir di pantai Lawata.
Salah seorang Nelayan, Sahril, warga asal Desa Rompo Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima NTB, mengeluhkan, akibat cuaca buruk, sejumlah nelayan asal Desa Rompo pun Dompu itu, terhalang mata pencariannya. 

"Sudah satu bulan lebih kapal-kapal kami parkir disini, disebabkan cuaca buruk. Akhirnya, mata pencarian kami sebagai nelayan tak bisa dilakukan seperti biasanyan. Karena, angin kencang dan gelombang laut sekitar satu meter setengah," Kutipnya

Aktivitas pencarian ikan yang biasa dilakukannya, star dari Desa Rompo Kecamatan Langgudu menuju ke perairan laut Kolo tersebut, terhenti sudah cukup lama.

Sahril mengaku, dengan kejadian perubahan cuaca tersebut, cukup merugikan dirinya. Apalagi dengan mata pencariannya itu, untuk membiayai kehidupan keluarga. 

"Biasa kita dapat 10 sampai 20 ember, bahkan 30 ember perhari," ujarnya singkat.

Sementara, untuk mencukupi kebutuhan hidup selama cuaca buruk itu, Sahril, mengisi waktunya dengan menjadi buruh bangunan dan mencari ikan dipinggir pantai. Bahkan, Sahril mengaku, dalam menyambung hidupnya sehari-hari, jika tak ada pemasukan, ia akan mengambil pinjaman pada Bosnya pun  ke rentenir. 

"Perubahan cuaca ini terjadi pada tiap tahunnya. Apabila tak ada kerjaan lain, kami hanya tidur di kapal saja, walau itu sampai berbulan-bulan. Cuaca buruk ini, biasanya terjadi selama 3 bulan. Jadi, untuk menyambung hidup kami terpaksa harus pinjam sama bos dan bahkan ke rentenir, setelah itu kami bayar pada bulan enam mendatang. Terkadang selama tiga bulan itu, saya ambil pinjaman 5 juta untuk kebutuhan sehari-hari, sembari menunggu cuaca tersebut berhenti, hingga kami bisa cari ikan lagi," beber laki-laki asal Langgudu Desa Rompo itu.

Sementar itu, Iskandar, warga asal Kabupaten Dompu, yang merupaka anak buah salah satu kapal yang terdampar di Pantai Lawata tersebut, mengatakan, ia sudah satu bulan berada di laut. Kata dia, selama tidak melaut, tak ada aktifitas lain selain istirahat dalam kapal. "Ndak ada aktifitas apabila tidak melaut, biaya makan sehari-hari, hanya hasil pencarian di laut," tuturnya.

Saat cuaca baik, pendapatan dari hasil pencarian ikan di laut itu, bisa sampai Rp. 7 juta dan Rp. 8 juta perhari. "Tapi itu juga bergantung dari jenis ikan dan jumlah ikan yang didapat. Dan terkadang, ada juga, cuma Rp. 100-200 ribu perhari," tandasnya. (KB-07)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.