H.Alwi : Ingin Tambahan Anggaran, Sekolah Harus Buat Program yang Berkualitas
Kota Bima,KB.- Terkait dengan permintaan para kepala sekolah untuk penambahan anggaran pendidikan pada saat Rakor di Kantor DPRD Kota Bima beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima, Drs. Alwi Yasin menilai itu sebagai ide yang sangat bagus sekali. Dan dirinya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh para kepala sekolah tersebut.
Drs. Alwi Yasin |
Tapi perlu diketahui bersama, bahwa anggran pendidikan yang ada di Kota Bima ini selalu ditanggung oleh pemerintah daerah. Pihak dinas tidak bisa memberikan tambahan anggran ke sekolah karena tidak tertuang dalam Daftar Penggunaan Anggaran (DPA).
"Jika tidak ada dalam DPA kami juga tidak berani dan tidak bisa memberikan bantuan anggran pada sekolah. Sebab, tidak ada dalam pos anggaran,"ujar Kadis Dikbud Kota Bima Drs.H.Alwi Yasin saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (01/08/2018) pagi.
Terkait dengan penambahan anggaran pendidikan Alwi menjelaskan, Jumlah dana itu tergantung alokasi pagu anggaran dari pemerintah daerah. Pihak dinas tidak mungkin berani menaikan anggaran pendidikan kalau tidak ada pagu anggaran dari pemerintah Daerah.
"Semua kegiatan formal yang ada di sekolah itu, selalu dibiayai oleh pemerintah daerah dan pusat. Kecuali kegiatan yang sifatnya Insedentil (Kegiatan yang tiba-tiba ada), seperti kegiatan Drum Band itu jelas tidak ada anggaranya,"kata Alwi.
"Yang ada anggrannya itu, hanya kegiatan formal atau kegaiatan rutin sekolah saja. Seperti, O2SN dan lain sebagainya tetap selalu dibiayai. Dan sekarang ada yang mau berangkat keluar daerah lagi untuk mengikuti kegiatan O2SN dan itu pasti butuh anggran dan tetap kita biayai,"tutur Alwi.
H.Alwi mengatakan, kalaupun ada alakosi dana untuk Dinas Dikbud Kota Bima itu tergandung Bappeda. "Tapi yang pasti kita tidak kekurangan anggaran,"tegasnya.
"Tidak semua kegiatan ektrakulikuler sekolah semuanya kita biayai, karena di dinas pun sangat kekurangan anggran. Tapi kami tidak mengeluh, justru dinas ini penganggaran tergantung skala perioritas saja, seperti peningkatan mutu guru maupun kuliatas guru,"kata Alwi.
ALwi menjelaskan, dulu tahun 2016-2017 pihaknya pernah memberikan anggaran program pendidikan pada sekolah yaitu, Sekolah Berbasi Layanan Pendidikan Murah, untuk kesejahteraan guru dan siswa dengan jumlah anggran sebesar Rp.3 Milyar. Tapi anggran itu tidak dimanfaatkan dengan baik, sehingga porgram itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Maka dari itu tahun 2018 ini kita alihkan ke Diklat.
"Kalau mau ada penambahan anggaran silahkan bikin program yang berkualitas, sehingga bisa bermanfaat bagi siswa dan Guru,"pesannya. (KB-04)
Tidak ada komentar