DP Gelar Worshop Identifikasi Jalur Geowisata Geopark Tambora
Bima, KB.- Pengembangan Geopark Tambora terus dipacu. Salah satunya diadakan Workshop Identifikasi Jalur Geowisata Geopark Tambora. Kegiatan tersebut diselenggaran selama dua hari yaitu 21-22 November 2018 masing-masing di Bappeda Kabupaten Dompu dan Bima. Kegiatan tersebut dibuka oleh masing-masing Sekretaris Bappeda Kabupaten Dompu, Yani Hartono S.P dan Sekertaris Bappeda Kabupaten Bima, H. Fahruddin M. Ap.

Menejer Planing Geopark Tambora, Amanda Fauziah, S.P., M.Ds didampingi menejer Biodiversity Geopark Tambora Makdis Sari, S.P., M.Si mengatakan kegiatan diniatkan untuk mengidentifikasi potensi yang ada di Kawasan Geopark Tambora. Hal itu sebagai modal dalam menyusun jalur wisata maka potensi-potensi tersebut menjadi paket wisata yang menarik.
“Kami berharap kegiatan ini memberikan informasi yang jelas terkait potensi yang ada, sehingga akan menambah daya jual Geopark Tambora,” ujarnya.
Ternyata benar, banyak masukan terkait potensi dan kebijakan yang harus diambil dalam rangka pengembangan Geopark Tambora. “Kita punya potensi yang luar biasa, dan potensi-potensi ini yang akan kita maksimalkan nantinya,” lanjut Amanda.
Hal yang sama juga disampikan Makdis Sari. Kata dia, Tambora memiliki potensi yang luar biasa. Termasuk keragaman biologi, yang mencakup flora dan fauna.
“Kita tahu, kita memiliki flora dan fauna endemik. Misalnya hasil publikasi LIPI, di Taman Nasional Tambora yang juga kawasan Geopark Tambora terdapat Cicak Jari Lengkung Tambora yang hanya ada di Tambora dan diberi nama Cyrtodactylus Tambora. Atau ditemukan stromatolik di Pulau Satonda yang didunia hanya terdapat pada tiga tempat, salah satunya adalah di Pulau Satonda,” ungkap perempuan kelahiran Kempo, Dompu ini.
Kegiatan tersebut didahului oleh penyampaian materi oleh Kusnadi dari Dinas ESDM Provinsi NTB terkait Geodiversity dalam geopark Tambora. Materi kedua terkait Persebaran Biodiversity yang disampaikan oleh Deni Rahadi dari Balai Taman Nasional Tambora, dan materi Jejak-jejak dan pengembangan Culture diversity di Geopark Tambora yang disampaikan Muhammad Iradat dan Fahrurizki.
Menejer Culture diversity dan dan Pemberdayaan Masyarakat, Amirulmukminin saat memimpin jalannya diskusi menegaskan, tiga potensi tersebut yaitu potensi Geologi, Biologi dan Budaya harus terintegrasikan dalam suatu jalur geowisata. Sehingga paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan dapat lebih maksimal.
“Kita memiliki semua potensi itu (Geologi, Biologi dan Budaya, Red), sekarang tugas kita adalah bagaimana mengintgrasikan ketiganya menjadi jalur wisata. Tentu saja perlu ada sentuhan dan balutan yang menarik,” tegasnya.
Pria ini berharap semua pihak bergerak. Tidak hanya pemerintah Provinsi NTB melalui Dewan Pelaksana Geopark Tambora, namun juga pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan dan desa, dan komunitas tentu sesuai dengan kapasitas dan wewenang masing-masing. (KB-01)
Tidak ada komentar