Maarif Institute dan Lembidara Beri Pemahaman Siswa Tentang Berita Hoax dan Ujaran Kebencian - Kabar Bima - Portal Berita Bima Terbaru

Header Ads

Maarif Institute dan Lembidara Beri Pemahaman Siswa Tentang Berita Hoax dan Ujaran Kebencian

Kota Bima, KB.- Maarif Institute bekerjasama dengan Lembidara (Lembaga Bina Damai Resolusi Agama) Bima, Sabtu (27/09/2019) pagi menggelar kegiatan Go to School dengan tema "Meneguhkan Budaya Damai di Sekolah, Masyarakat dan Media Sosial".

Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa SMA, SMK dan MA se Kota Bima dan dilaksankan selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Hari pertama, berlansung di aula SMAN 2 Kota Bima. dan hari kedua di Aula Kodim 1608 Bima.

Kepala Dinas Dikbud Kota Bima Dr. Syamsudin pada sambutannya sekaligus membuka kegiatan menjelaskan, pentingnya hidup bertoleransi dalam beragama, dan bagaimana cara menjunjung tinggi arti dan nalai dari Bhineka tunggal Ika.

"Hidup damai tentu mendukung pendidikan karakter," ucapnya.

Ketua Lembidara Bima H. Eka Idkandar, M.Si juga menjelaskan sekaligus meberikan pemahaman pada siswa tentang bagiman cara mengenali, dan menangkis berita Hoax dan ujaran kebencian pada media sosial.

"Berita bohong itu kadang bisa jadi besar dan kecil tergantung bagaiman cara kita menanggapinya, maka dari itu perlu ketelitian dan analisa yang jelas. Yang lebih penting lagi hindari berita Hoax," saranya.

Sementara itu, Program Manager Maarif Institute Pipit Aidul Fitriyana mengatakan, tujuan dari kegiatan ini ada tiga, pertama untuk mengingatkan siswa agar tidak melakukan tindak kekerasan terhadapat sesama siswa, dan memberikan mereka pemahaman bagaimana cara menggunakan media sosial dengan baik dan benar.

"Kedua, Memupuk cinta rasa tanah air di kalangan pelajara agar tidak mencomohi orang di luar sana karena perbedaan, karena orang indonesia tidak kekurangan orang pintar. dan pola pikir pelajar ini pun harus kita perbaiki lagi dalam hidup bertolenrasi," inginnya.

Ketiga, perbedaan yang ada, tidak menjadi penghalang untuk tetap bersatu, perbedaan itu adalah rahmat bukan diinginkan. Justru perbedaan itu, diambil nilai posistifnya, bukan perbedaan ini menjadi awal permusuhan.

Untuk itu, Aidul berharapan, kepada pelajar di Kota Bima, agar bisa memberikan contoh pada pelajar lain, untuk tetap melakukan kegiatan positif bersama. (KB-04)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.