Puluhan Kapal Nelayan Terdampar di Pantai Lawata
Kota Bima, KB.- Puluhan nelayan terpaksa harus mengungsi di sekitar pantai Lawata Kota Bima. Terlihat sejumlah kapal nelayan terdampar di pesisir pantai sudah berlangsung selama 3 hari terakhir, Senin (02/03/2020).
Hal itu terjadi diakibatkan keadaan cuaca ekstrem sekarang ini. Cuaca buruk ini diperkirakan akan berlangsung selama satu pekan.
"Kita sudah 3 hari mengungsi disini. Biasanya paling lama 7 hari," ujar Irwanto, warga asal Desa Ropo Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.
Para Nelayan tersebut harus mengeluarkan uang ratusan ribu untuk mencukupi kebutuhan tiap hari selama mengungsi di pesisir pantai. Tidak hanya itu, mereka pun banyak mengalami kerugian akibat keadaan cuaca seperti sekarang ini.
"Selain kerugian yang kami alami, kami juga harus mengeluarkan uang minimal 300 ribu untuk kebutuhan kami setiap hari," katanya.
Dengan pengeluaran sekian, sejumlah anggota kapal tersebut berjumlah minimal 6 orang satu kapal. Itu terhitung pengeluaran dalam jumlah ekonomis.
"Itu pun pengeluaran hanya secukupnya untuk berenam. Selain makan dan minum, itu juga kita sisipkan untuk rokok anggota kapal. Dan terkadang lebih juga," gambarnya.
Sementara para nelayan ini harus mengalami kerugian jutaan, bahkan puluhan juta. Karena penghasilan mereka dapat mencapai puluhan juta perhari.
"Penghasilan kita perhari biasanya dapat diatas 10 Juta. Terkadang juga kalau lagi cuaca gak bagus, hanya kisaran jutaan saja. Ada dibawah 7 Jutaanlah," tuturnya.
Laki-laki tiga anak tersebut juga membawa istri dan anaknya saat melakukan pencarian ikan. Terlihat anak dan istrinya saat itu sedang istirahat dipinggir pantai.
"Saya bareng sama anak dan istri juga dan anggota kapal lainnya. Anak saya walaupun perempuan dan masih kecil, dia hobi juga berlayar cari ikan," sebutnya.
Selain di Lawata, sejumlah kapal nelayan juga terdampar di pesisir pantai Nggeri. Mereka sama-sama harus menunggu cuaca kembali normal agar bisa beraktivitas kembali.
"Selain disini ada juga di Nggeri tempat terdamparnya para nelayan," tuturnya.
Resiko jadi nelayan tidak hanya dialaminya saat cuaca buruk. Namun, dirinya pun sering mengalami kerusakan mesin ditengah laut.
"Kendala lainnnya para nelayan yaitu saat mesin rusak. Jika mesin rusak terpaksa kita harus keluar ke darat untuk mencari alatnya dan terkadang kita harus bertahan ditengah laut sampai mesin tersebut selesai diperbaiki," tutupnya. (KB-07)
Tidak ada komentar