Kasubag Kesra Luruskan Soal Tudingan Pemotongan Dana Bantuan Masjid
Bima, KB.- Soal adanya tudingan terkait dugaan pemotongan bantuan dana Masjid Ma'rifatullah Desa Talapiti, Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima oleh oknum pegawai Pemkab Bima, dibantah Keras oleh Kasubag Agama dan Kebudayaan Bagian Kesra Setda Kabupaten Bima, Ahyani. S.Ag
Ahyani, S.Ag |
Menurut Ahyani, Dugaan adanya pemotongan dana masjid yang ditujukan kepada Kabag Kesra Kabupaten Bima ataupun ke dirinya sangatlah keliru. Sebab dana hibah untuk masjid, masuk langsung ke rekening pengurus masjid.
"Bagaimana mungkin dananya bisa dipotong sementara dana bantuan masuk langsung ke rekenig pengurus masjid," jelasnya.
Ahyani merasa tudingan Ketua Ikatan Mahasiswa Talapiti (IMATA), Ferdianto tidak mendasar. karena tidak jelas siapa pelakunya. Siapa yang memotong dan siapa yang menyerahkan uangnya. Semua tuduhan itu adalah fitnah yang sengaja dibuat karena adanya sentimen.
"Kalau tuduhan ataupun dugaan itu diarahkan ke saya, saya berani sumpah keluar dari agama islam dan batal seluruh amalan saya selama ini. Sumpah kedua, saya akan jatuh di jurang saat berkendara, jika mengambil uang masjid itu meskipun 500 perak," katanya besumpah, Senin (17/8/2020).
Selain itu, Ahmad Yani juga ingin melihat batang hidung yang menyerahkan uang tersebut. Dan kepada siapa dia menyerahkannya.
Beberapa saat setelah Ahmad Yani meluruskan dugaan tersebut, salah seorang warga Desa Tala Piti Menghubungi media kabarbima.com. Warga tersebut bernama Imam, yang mengaku sebagai pelaku yang membantu pengurus masjid melobi anggaran di Bagian Kesra Kabupaten Bima.
"Saya akan menjelaskan masalah yang sedang mencuat saat ini. Saya akan menceritakan dari awal sampai akhir dari proses pencairaan dana masjid tersebut," tuturnya.
Menurut Imam, Proposal Masjid sudah lama diajukan namun belum adanya realisasi karena banyaknya jumlah masjid di Kabupaten Bima. Imam kemudian berinisiatif membangun komunikasi dengan pegawai di Bagian Kesra. Dihadapan pengurus masjid Imam menyatakan akan berupa mendesak Kabag Kesra dan melobi anggaran untuk masjid Desa Tala Piti.
"Saya berinisiatif melobi dan terus mendesak orang-orang di bagian Kesra agar memprioritaskan bantuan masjid untuk desa Tala Piti, mengingat masjid itu sudah lama sekali tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah,"jelasnya mengulas pernyataannya di hadapan pengurus masjid.
Lanjut Imam, berkad desakan yang dilakukannya terus menerus, akhirnya anggaran untuk Masjid itu dicairkan pada awal tahun 2019 lalu sebesar Rp.50 juta. "Setelah dananya masuk ke rekening, pengurus masjid mengeluarkan semua dana tersebut dan menyisipkan uang 5 juta rupiah untuk diberikan kepada saya. Katanya sebagai ucapan terimakasih karena sudah membantu mencairkan anggaran itu," bebernya.
Imam mengaku sempat menolak untuk menerima uang itu, namun Ama Dole selaku pengurus masjid terus mendesak untuk menerima uang itu sebagai ucapan terimakasih dan mengganti biaya transportasi dirinya yang terus ke Bima untuk melobi untuk mendapatkan anggaran itu.
"Saya masih ingat Ama Dole mengatakan, 'saya bertanggungjawab atas ini, terima saja. ini sebagai ucapan terimakasih kami kepada anakda yang sudah membantu menghadirkan anggaran untuk masjid ini'. Jadi tidak ada pemotongan apalagi membawa-bawa nama pegawai kesra. semua tudingan untuk pegawai kesra itu tidak benar," jelas Imam.
Kepala desa Tala Piti dan juga pengurus masjid pun mengakui tidak adanya pemotongan dana masjid tersebut. Uang 5 juta itu sengaja diberikan kepada Imam sebagai ucapan terimakasih kepada dirinya yang telah membantu menghadirkan anggaran itu.
"Tidak ada pemotongan, apalagi sampai ada pertemuan dan penyerahan uang dengan orang di Kesra. Saking Senangnya masyarakat dengan adannya aggaran itu, sehingga disepakati untuk memberikan uang ucapan terimaksih kepada salah satu aktivis. Dia juga tidak meminta bahkan menolak uang itu. namun karena sudah kesepakatan bersama, uang 5 juta itu tetap diberikan kepada aktivis yang telah membantu menghadirkan anggaran itu," Jelas Herman Kades Tala Piti.
Lanjut Kades, Informasi itu sengaja dibuat-buat, apalagi sekarang sudah memasuki suasana politik. Mungkin karena adanya sentimen saja. (KB-01)
Lanjut Kades, Informasi itu sengaja dibuat-buat, apalagi sekarang sudah memasuki suasana politik. Mungkin karena adanya sentimen saja. (KB-01)
Tidak ada komentar