Seorang Anak di Dompu Diperkosa Ayah Tirinya Hingga Hamil 7 Bulan

Dompu, KB.- Kasus asusila akhir-akhir ini menjadi tranding topik di kalangan masyarakat Kabupaten Dompu. Sebelumnya, dugaan tindakan asusila terhadap anak berusia 11 Tahun di salah satu Masjid di Kecamatan Woja oleh guru ngajinya.

Foto : AG (Pelaku pemerkosa anak tirinya)

Kali ini terbongkar tindakan bejat seorang ayah tiri berinisial AG warga Desa Jala, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, yang tega menghamili anak tirinya berusia 16 Tahun. Perempuan yang masih belia itu dijadikan budak seks hingga hamil tujuh bulan. 

Baca Juga >> Guru Ngaji di Dompu Diduga Cabuli Anak Didiknya

Kasat Reskrim Polres Dompu IPTU Ivan Roland Christofel mengatakan, seorang ayah tersebut melampiaskan nafsu bejatnya sejak Mei hingga Desember 2020. Dan kini pelaku sudah diamankan di Polres Dompu.

"Korban diancam akan dibunuh, jika tidak dilayani," kata Ivan, Rabu (06/01/2021).

 Aksi bejat itu terbongkar setelah seorang bibi dari korban mencurigai perubahan fisik Bunga (Bukan nama asli). Kendati demikian, korban pun mengaku sedang hamil setelah diinterogasi bibinya.

"Perut korban diketahui membesar pada 14 Desember lalu," sebutnya.

Selain itu, pengakuan lain korban mengakibatkan bibinya Syok. Bagaimana tidak, korban mengaku dihamili Ayah tirinya berinisial AG.

"Tak kuat mendengar hal itu, bibinya pun langsung melaporkan kasus tersebut bersama keluarga," jelasnya.

Tidak menunggu lama, pelaku pemerkosaan itu langsung ditangkap pada hari itu juga. Dan kini pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka setelah melewati proses yang dilakukan pihak kepolisian.

"Sejumlah barang bukti sudah dikumpulkan untuk bahan penyidikan. Termasuk hasil visum dan tes urin korban yang menunjukkan hamil 7 bulan," bebernya.

Tersangka berinisial AG pun sudah mengakui perbuatannya. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan, aksi bejat itu terakhir kali dilakukan pada 13 Desember 2020, sekitar pukul 03.00 Wita.

"Saat itu korban dibangunkan saat ia tidur diruang tamu. Karena diancam akan dibunuhnya jika tidak melayani, akhirnya korban pun terpaksa melayani  pelaku" tutupnya. (KB-07)