LBC STIT Sunan Giri Bima Launching Penyuntingan Film 'Harapan Secarik Kertas'
Kota Bima, KB.- 26 Maret 2021
Laskar Bima Craft (LBC) STIT Sunan Giri Bima melaunching penyuntingan film 'Harapan Secarik Kertas'. Kegiatan itu digelar di Aula Kampus setempat.
Rencana penyuntingan akan di ambil dari 16 tempat yang ada di Kota dan Kabupaten Bima. Dalam film kedua setelah film pendek sebanyak Empat (4) episode sebelumnya yang digarap mahasiswa STIT tersebut akan mengangkat berbagai budaya yang ada, sastra, sosial dan romantisme.
PLT Ketua STIT Sunan Giri Bima, Faturahman Mpd, menyampaikan dalam sambutannya, merasa haru dan sedih dengan kegigihan para mahasiswa dan mahasiswinya.
"Dengan adanya ini saya hanya bisa berkata sedih dan haru atas perjuangan teman-teman," katanya saat menyampaikan sambutan.
Dia mengatakan, STIT merupakan kampus yang pertama kali menggarap film di pulau Sumbawa. Film harapan secarik kertas itu merupakan film kedua hasil dari kreativitas mahasiswa setempat.
"Kalau tidak salah, baru kampus kita yang pertama kali membuat film seperti ini, walaupun mungkin ada di kampus lain namun hanya untuk pementasan saja kalau tidak salah," tuturnya.
Dosen pelatih mahasiswa setempat, Hermawansyah, dalam perfilman tentu harus mampu menjawab bagaimana kondisi kemajuan jaman sekarang. Seperti halnya membaca kebutuhan masyarakat terhadap teknologi sekarang ini.
"Karena generasi kita sekarang adalah generasi digital native maka kami terdorong untuk menjemput peluang di era digital ini," katanya.
Menurutnya, generasi sekarang harus disodorkan hal-hal yang berkaitan dengan digital. Karena tanpa terkecuali juga anak-anak kecil pun sudah pintar menggunakan gadget.
"Jadi lewat film bisa kita memberikan edukasi untuk generasi, terlebih sekarang minat membaca juga sudah mengalami penurunan," tuturnya.
Sementara ketua LBC, Nurbaiti, menyampaikan tentang bagaimana generasi dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik. Artinya tidak hanya ngepost postingan yang tidak bernilai.
"Industri kreatif seperti perfilman ini salah satu kita memanfaatkan teknologi dengan baik," ujarnya.
Terakhir kata dia, semoga langkah-langkah positif ini dapat terus dikembangkan. Terlebih untuk generasi di era digital native mampu melahirkan kreativitas positif untuk kemajuan daerah dan bangsa.
"Semoga kita dapat memberikan kontribusi positif untuk bangsa terlebih untuk kemajuan kampus kita lewat kreativitas seperti ini," tutupnya.
Sementara La Ndolo Conary dalam paparan materinya tentang 'Segmen Baru Generasi Digital Native' generasi hari ini merupakan generasi yang tidak bisa jauh dari teknologi. Apalagi berkaitan dengan gadget dan terlebih industri kreatif perfilman.
"Langkah ini sangat tepat dengan keberadaan kita sekarang yang selalu ingin dan bahkan dibesarkan dengan teknologi mulai dari lahir hingga sekarang," tuturnya.
Kata dia, dalam pembuatan film tentu yang harus diperhatikan adalah ide dan gagasan. Selain itu, bidikan film atau output dari industri kreatif tersebut.
"Yang perlu diperhatikan dalam sebuah karya yaitu apa tujuannya dalam karya tersebut dan itu harus ada output yang positif, seperti hal ini mengangkat soal budaya dan lainnya,"
Terakhir kata dia, semoga kreatifitas seperti ini dapat membantu mahasiswa dan mahasiswi STIT khususnya ketika bersaing di luar kampus nantinya.
"Semoga kreatifitas ini jadi modal untuk kita semua kedepannya," tutupnya (KB-07)
Tidak ada komentar