PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK UMKM KABUPATEN BIMA DI MASA PANDEMI - Kabar Bima - Portal Berita Bima Terbaru

Header Ads

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK UMKM KABUPATEN BIMA DI MASA PANDEMI




Di masa pandemic banyak sector yang terkena imbasnya, salah satunya pada sector ekonomi. Menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemic covid-19 menjadi salah satu akibat menurunnya pendapatan serta penjualan khususnya bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).


Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor yang paling terdampak akibat covid-19 pasalnya sebagian besar pelaku UMKM belum dapat memanfaatkan internet sebagai sarana memasarkan produk secara efektif, khususnya para pelaku UMKM di kabupaten Bima. Rendahnya pengetahuan maupun keterampilan akan penggunaan media sosial menjadikan sebagian besar pelaku UMKM di kabupaten bima kesulitan dalam memanfaatkan media sosial sebagai penunjang penjualan.


Pemahaman dan keterampilan para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk sangat diperlukan guna membantu meningkatkan penjualan mereka di masa pandemi, salah satunya dengan memanfaatkan peluang yang ada yaitu penggunaan media sosial. Pada awal tahun 2021 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa, Jumlah ini meningkat sebesar 15,5 persen atau sebanyak 27 juta jiwa jika dibandingkan dengan bulan januari tahun 2020 lalu. (www.kompas.com )


Meningkatnya pengguna media sosial seiring dengan perkembangan online shop yang juga kian meningkat, maka perlunya Keterampilan para pelaku UMKM dalam memanfaatkan layanan dan fitur pada media sosial serta strategi-strategi baru dalam memasarkan produk, hal ini dimaksudkan agar para pelaku UMKM yang baru terjun di online shop dapat bersaing dan memenangkan kompetisi pasar di media sosial.


Kabupaten bima, provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki banyak pelaku-pelaku UMKM potensial, Khususnya di desa tawali kecamatan wera kabupaten bima. para pelaku UMKM di desa tawali sudah banyak yang beralih dari pemasaran konvensial yang dimana dalam pemasaran produk masih dilakukan secara offline seperti penitipan produk ke toko dengan lingkup pelanggan yang terbatas ke penjualan melalui media sosial.


Pemanfaatan pemasaran melalui media sosial terlihat salah satunya pada penjual ayam geprek yang berada di desa tawali, kecamatan wera, kabupaten bima. Ibu Husmi (47) mengaku mengalami peningkatan penjualan dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan produknya. “penggunaan media sosial seperti Facebook dan Whats App (WA) sangat membantu dalam penjualan ayam geprek saya, yang mulanya hanya dapat menjual maksimal 1 ekor ayam sekarang dengan promosi melalui media sosial saya dapat menjual habis 2– 3 ekor ayam dalam satu hari” tuturnya.


Bukan hanya itu, putri (21) penjual perabotan rumah tangga yang berada di desa tawali, kabupaten bima juga mengaku mengalami peningkatan penjualan. “dimasa pandemic sekarang, masyarakat mengalami penurunan pendapatan, hal itu tentunya berimbas dengan penurunan penjualan. Dengan memanfaatkan media sosial saya dapat menjangkau pelanggan dari luar daerah. Hal ini sangat berdampak pada penjualan saya, yang awalnya sepi sekarang saya dapat mempunyai pelanggan diberbagai desa di kecamatan wera dan dapat meningkatkan penjualan” ucapnya.


Di era kecanggihan teknologi dan keterbukaan informasi sekarang ini, tak sulit untuk memperkenalkan produk UMKM ke masyarakat luas. Pemanfaatan internet oleh UMKM dapat menjadi sarana branding yang ampuh. Namun dalam penerapan kegiatan usahanya, masih terdapat pelaku-pelaku UMKM khususnya UMKM di kabupaten bima keseluruhan yang belum dapat memanfaatkan media sosial dengan efektif.


Di kabupaten Bima, pelaku-pelaku UMKM memiliki beragam macam usia dari remaja hingga dewasa, namun di dominasi oleh usia dewasa yang dimana masih kesulitan dalam menggunakan teknologi digital, hal ini menjadi masalah utama para pelaku UMKM di kabupaten bima dalam upaya meningkatkan penjualan produk.


Kesulitan dalam penggunaan teknologi digital banyak di keluhkan oleh sebagian pelaku-pelaku UMKM di kabupaten bima, utamanya pelaku UMKM berusia dewasa. Hal tersebut menjadikan pelaku UMKM dikabupaten bima belum dapat mengembangkan bisnis secara efektif dengan memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan keuntungan.


Pada wawancara yang dilakukan di beberapa pelaku UMKM di desa tawali kabupaten bima, Sahabat (41) di desa tawali mengaku mengalami penurunan penjualan di masa pendemi, “di masa pandemic sekarang penjualan saya mengalami penurunan. Tidak dapat menggunakan teknologi digital menjadi salah satu problem saya tidak mempromosikan produk melalui media sosial.” ucapnya.


Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa masih banyak pelaku UMKM di kabupaten bima yang belum memahami penggunaan teknologi digital sebagai salah satu sarana pemasaran produk melalui pasar online. Minimnya pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital, Hal ini pun selaras berdasarkan data yang berasal dari Kementerian Koperasi dan UKM (kemenkop UKM) yang menyampaikan bahwa dari keseluruhan total 64,19 juta pelaku UMKM di indonesia, masih terdapat sebesar 13 persen pelaku UMKM yang baru terjun di pasar online atau marketplace.


Kurangnya keterampilan dalam pembuatan konten promosi produk yang menarik pun menjadi masalah lain bagi para pelaku-pelaku UMKM di kabupaten Bima. Desain konten yang menarik merupakan salah satu strategi untuk menarik minat pelanggan terhadap produk yang dijual.


permasalahan lainnya yaitu seringnya terkendala pada jaringan. Akses jaringan yang terbatas dan sering bermasalah juga menjadi kendala yang dihadapi oleh sebagian besar para pelaku UMKM yang tersebar khusunya di kabupaten bima. Selain itu, Keterbatasan modal pun menjadi permasalahan lain yang dihadapi para pelaku UMKM di kabupaten Bima di masa pandemic.



Minimnya Pengetahuan akan manfaat penggunaan teknologi dan berbagai permasalahan lainnya bagi pelaku UMKM harus dapat diatasi dengan efektif dan menyeluruh. Maka Perlunya perhatian khusus dari pemerintah daerah tentang pemanfaatan dan penggunaan media sosial kepada pelaku-pelaku UMKM dikabupaten bima agar dalam penerapannya mendapatkan hasil yang efektif dan optimal.


Di masa pandemic sekarang ini, peran Pemerintah daerah dalam mengembangkan UMKM di kabupaten bima sangat dibutuhkan oleh para pelaku-pelaku UMKM. Bantuan maupun pembinaan yang menunjang pengembangan bisnis pelaku UMKM perlu dilakukan dalam upaya membantu bisnis para pelaku UMKM berkembang dan bertahan di masa pandemi.


Diharapkan melalui bantuan maupun pembinaan tersebut para pelaku UMKM di kabupaten bima dapat mengimplementasikan dan memanfaatkan media sosial secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah dan membantu bisnis pelaku UMKM itu sendiri berkembang di masa pandemic sekarang ini.


Bang jek (26) penjual mie ayam di desa tawali juga menyampaikan menginginkan adanya kegiatan pembinaan maupun sosialisasi bagi pelaku-pelaku UMKM dikabupaten bima. “Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, saya berharap adanya kegiatan - kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kami para pelaku UMKM dalam menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran.” Ucapnya.


Dia juga menambahkan “dengan pemahaman yang kami dapatkan dari kegiatan tersebut, diharapkan dapat membantu kami dalam mengaplikasikan secara optimal dalam penggunaan media sosial sehingga membantu bisnis kami berkembang dimasa pandemi.” Pungkasnya.


Selain pemahaman dalam penggunaan media sosial yang efektif, juga perlunya keterampilan para pelaku - pelaku UMKM untuk dapat selalu menciptakan inovasi baru. Dengan hal itu, maka bisnis Pelaku UMKM dapat selalu tumbuh dan berkembang dalam menghadapi persaingan pasar dan dengan kecanggihan teknologi yang membantu bisnis UMKM memperluas jaringan pasar dan menjangkau lebih banyak pelanggan diberbagai daerah.


Penulis, Yani haryani dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.