Nurdin : Cegah Stunting Dengan Hindari Empat Terlalu
Bima, KB.- Dalam Rangka Mengajar target penurunan stunting menjadi 14% pada 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) fokus mengampanyekan Empat Terlalu dalam pencegahan anak kerdil (stunting).
"Kami punya formula jitu untuk mencegah stunting, yaitu hindari
empat terlalu: terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak
jumlah anak," ujarnya.
Lanjutnya, Formula tersebut terbukti tidak hanya mampu mengendalikan
masalah kependudukan, tetapi juga relevan mengurangi prevalensi stunting.
Dua telalu terkait dengan usia, hindari kelahiran pada ibu yang terlalu
muda atau terlalu tua. Usia ideal ibu melahirkan pada rentang 21-35 tahun.
Usia melahirkan terlalu muda, tulang panggul perempuan yang berusia di
bawah 20 tahun belum siap untuk proses melahirkan. Sedangkan, usia kelahiran
terlalu tua, seorang ibu rentan mengalami preeklamsia atau pecah ketuban dini.
Dua terlalu lain dalam mencegah stunting yaitu menghindari jarak
melahirkan terlalu dekat dan terlalu banyak jumlah anak. Jarak terbaik untuk
anak yakni lima kali masa kehamilan atau kira-kira 4-5 tahun.
Nurdin menyarankan selepas melahirkan sebaiknya menggunakan alat
kontrasepsi jangka panjang. Pada 2021, prevalensi stunting Indonesia berada di
angka 24,4%. Angka ini mengalami penurunan sebesar setiap tahun.
"Meski demikian, angka prevalensi stunting Indonesia masih di atas
standar maksimal yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu
20%," imbuhnya.
Selain kampanye Empat Terlalu, penyuluhan terhadap calon pengantin (masa
pranikah) juga menjadi fokus sasaran program prioritas itu.
"Pemerintah pusat bersepakat untuk mengimbau pemeriksaan terhadap calon
pengantin tiga bulan sebelum pernikahan," paparnya lagi.
Lanjutnya, Pemerintah pusat juga menekankan untuk melakukan terobosan di
bidang komunikasi publik. "Mengingat waktunya sangat singkat, tidak ada
jalan lain kecuali berkolaborasi dengan berbagai instansi di sektor terkait dan
memanfaatkan kearifan lokal agar efektif di setiap wilayah," imbuhnya
dengan menyebutkan Kementerian Pertanian, Kementerian Sosial, dan PUPR sebagai
contoh.
Tidak ada komentar