Warga Sampungu Masih Mencari Secuil Signal di Bukit Kebahagiaan - Kabar Bima - Portal Berita Bima Terbaru

Header Ads

Warga Sampungu Masih Mencari Secuil Signal di Bukit Kebahagiaan

Bima, KB.- Desa Sampunggu merupakan salah satu desa di Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, yang belum bisa menikmati jaringan komunikasi.

Sejak Indonesia Merdeka hingga sekarang, Desa Sampungu masih tergolong desa tertinggal dan terisolir. Hal tersebut disampaikan Akademisi STKIP Taman Siswa Bima, Khairul Amar, M.Or yang juga warga asal Desa Sampungu. Karena selain akses jalan yang belum pernah diaspal sejak jaman penjajahan, desa tersebut juga belum memilii jaringan komunikasi.

Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila  dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kemudian  penyelenggaraan telekomunikasi mempunyai arti strategis dalam upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, memperlancar kegiatan pemerintahan, mendukung terciptanya tujuan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta meningkatkan hubungan antarbangsa.

"Dalam udang-udang sudah jelas mengaturnya, agar pembangunan itu merata. Sementara Desa Sampunggu ini, selain jalannya tidak pernah diaspal, juga tidak memiliki jaringan telekomunikasi. Kondisi ini sudah berlangsung sejak indonesia merdeka sampai sekarang," ujarnya.

Dikatakannya, Selama dua periode masa kepemimpinan Ferry Zulkarnain pernah menjanjikan akan dibangun jaringan komunikasi (signal) dan pengaspalan jalan di Desa Sampungu. Tapi sampai hari ini janji itu belum terbukti.

"Lebih-lebih saat pemimpin Umi Dinda dan Dahlan. Pembangunan signal dan jalan hanya sebatas janji demi kepentingan politik semata," sorotnya.

Dijelaskannya, Kondisi masyarakat Sampungu saat masih sangat miris. Desa Sampungu dengan jumlah KK hampir 4 ribu, rela naik turun gunung agar dapat berbicara dengan sanak saudara, anak, suami maupun istrinya.

Mestinya pemerintah sudah mulai sadar bahwa membangun instrument telekomunikasi (signal) merupakan harga mati demi kepentingan umum. 
Benar adanya jika Sampungu sampai hari ini masih ngemis sinyal dari hasil percikan di tower Wera dan Sai dari atas bukit. Bukit itu dinamakan "bukit kebehagiaan".

"Bahagia jika bisa berbicara sama keluarga dan sengsara jika jatuh diatas bukit itu. Artinya bukit kebahagian merupakan tempat dimana kami harus berkumpul dan canda tawa dan di bukit itu juga maut menanti. Harapan saya, pemerintah bukan hanya mementikan kepentikan personal dan kelompok tapi mininal mereka harus mampu menciptakan kondisi desa yang kondusif, transparan dan memiliki dedikasi yang baik demi kepentingan rakyat. Sebab signal merupakan makanan nomor 2 dari nasi,"pintanya. (KB-01)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.