Gubernur NTB Ajak Unram Dorong Industri Pangan ke Pengolahan - Kabar Bima - Portal Berita Bima Terbaru

Header Ads

Gubernur NTB Ajak Unram Dorong Industri Pangan ke Pengolahan

Mataram, KB.- Sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional, sesungguhnya Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak hanya mampu memproduksi bahan pangan yang melimpah. Diera teknologi mesin dan variasi kebutuhan pangan saat ini, terlebih dengan adanya program industrialisasi, produksi bahan mentah sudah harus didorong untuk menghasilkan berbagai bentuk dan jenis produk-produk olahan pangan.

"NTB ini bukan hanya salah satu lumbung pangan nasional, tetapi harus berinovasi dan bergerak merubah industri pangan yang banyak pengolahannya," kata Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, M. Sc., saat memberikan sambutan pada Webinar Nasional yang diselenggaran Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri (FTPA) Universitas Mataram, Kamis (18/6/2020).

Langkah ini diyakini dapat meningkatkan taraf hidup para petani maupun para nelayan. Kita harus bergerak pada industri pengolahan untuk menjawab ketersediaan pasokan pangan dimasa yang akan datang.  Namun, untuk menggerakan industri ini, kita harus memiliki Sumber Daya Manusia dibidang pangan dan agroindustri yang berkompeten dan bagus.

"Saya mengapresiasi Rektor dan Dekan FTPA yang telah mengundang saya berdiskusi dan mengunjungi Fakultasnya beberapa hari yang lalu, melihat karya para dosen dan guru besar di Unram," jelasnya Gubernur.

Menurutnya, keberadaan SDM di FTPA Unram mampu membantu mewujudkan industri pengolahan pangan di NTB. Untuk mewujudkan itu, tentunya Universitas bersama FTPA dan pemerintah harus bersinergi dan  membangun komunikasi dengan dunia usaha, baik itu UKM/IKM untuk menularkan  keyakinan dan ilmunya tentang pemanfaatan IPTEK.

Seperti halnya program JPS Gemilang yang dalam setiap paketnya berisi berbagai produk pangan dan olahannya, maka langkah ini merupakan wujud ikhtiar pemerintah provinsi untuk memberdayakan IKM/UKM sekaligus mendorong mereka untuk terus bersemangat mengembangkan usaha dibidang industri pengolahan pangan. Sebagaimana diketahui, beberapa macam produk dalam paket JPS Gemilang diantaranya, produk olahan ikan, the kelor, kopi, serbat, minyak kelapa dan berbagai macam produk lainnya.

"Program JPS Gemilang sesuai dengan data, melibatkan lebih dari 900 UKM, termasuk dibidang pangan. Kedepan mereka harus dibimbing agar terus hidup dan berkembang, " kata Doktor Zul sapaan akrab Gubernur.

Diakuinya, mengembangkan ekonomi memang tidak mudah. Termasuk dalam industri pangan ini. Maka UKM ini harus diberikan kesempatan untuk berkembang dengan menggunakan produknya. Inilah salah satu tujuan program JPS Gemilang, yakni semangat memberdayakan UKM local. Bila dunia usaha lokal tidak diberikan peluang berkembang dan memproduksi maka mereka akan kalah dengan perusaan-perusahaan besar.

Bahkan Ia melanjutkan, bahwa JPS Gemilang juga telah menunjukan kepada masyarakat NTB, nasional bahkan Internasional bahwa UKM-UKM pangan kita mampu menjadi tuan rumah di tempat kita sendiri. Oleh karena itu, tantangan berikutnya memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan, pengenalan teknologi yang tepat guna dan kompetitif serta dalam hal harga juga harus bersaing.

"Alhamdulillah JPS Gemilang, mengangkat potensi UKM lokal. Saya yakin krisis itu selalu ada bahaya. Tetapi dibalik bahaya itu selalu terselip kesempatan, ada peluangnya," kata alumni UI ini.


Sementara itu Rektor Universitas Mataram, Prof. Dr. H. Lalu Husni, S.H., M.Hum., mengapresiasi program JPS Gemilang Gubernur NTB. Ia mengatakan program ini merupakan langkah baik pemerintah untuk terus menggerakan sektor ekonomi masyarakat ditengah pandemi Covid-19.

"JPS Gemilang membangkitkan motivasi masyarakat terutama UKM di NTB, pada sektor pangan lokal seperti beras dan bahan untuk olahan pangan lainnya," kata Rektor.

Menurutnya, semakin lama kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Terutama untuk kebutuhan bahan sembako.  Ini menyebabkan penyediaan beras semakin sulit. Hal ini diakibatkan tingginya  konsumsi beras ditengah masyarakat kita. Maka lanjutnya, harus mulai ditingkatkan lagi industri pengolahan pangan pengganti beras seperti ubi, jagung, singkong dan bahan yang memiliki kandungan karbohidrat lainnya.

"Bahan panganan ini dapat dijadikan bahan olahan pangan pengganti beras," tandas Rektor ke-9 Unram ini.

Sunarpi mengiyakan, bahwa Universitas bersama pemerintah harus terus bersinergi dengan dunia usaha terutama UKM lokal. Mereka inilah yang dapat digerakan untuk mengolah dan memproduksi  Industri UKM. Dengan memanfaatkan karya teknologi kampus dan bersinergi dan berinovasi memanfaatkan umbi-umbian sebagai bahan olahan pengganti beras.

"Daya tahan atau imunitas UKM kita saat ini ditengah Covid-19, sedang diuji untuk menghadapi pandemi, agar terus mampu bertahan dan produktif. Program JPS Gemilang memberikan pelajaran agar UKM ditengah wabah bisa terus berproduksi sampai dengan seterusnya sebagai penggerak ekonomi daerah," pungkasnya. (KB-06)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.