Peran Kampus Dalam Transformasi WiraDesa dengan Pendekatan Kolaborasi dan Inovasi - Kabar Bima - Portal Berita Bima Terbaru

Header Ads

Peran Kampus Dalam Transformasi WiraDesa dengan Pendekatan Kolaborasi dan Inovasi

Kota Bima, KB.- Di hadapan seluruh civitas akademika STIE Bima dan para undangan yang hadir, Nurul Huda MM, salah satu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima dipercaya menyampaikan orasi ilmiah pada Rapat Senat Terbuka Dalam Rangka Wisuda Sarjana Ekonomi Angkatan XVIII Tahun 2021, di auditorium kampus setempat, Sabtu kemarin menyampaikan orasi ilimiah yang membahas tentang  Peran Kampus Dalam Transformasi WiraDesa dengan Pendekatan Kolaborasi dan Inovasi. 

Nurul Huda, MM, Saat menyampaikan Orasi Ilmiah.

Mengawali orasinya, dia mengungkapkan bahwa acara wisuda tidak hanya bernuansa simbolik akademis, tatapi juga merupakan momentum bagi yang diwisuda untuk menggarisbawahi kembali ilmu yang telah didapatnya di bangku kuliah, untuk dipertemukan dengan wawasan yang luas tiada terbatas di tengah-tengah kompleksitas permasalahan masyarakat, bangsa dan Negara. Kemudian mampu menganalisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, peluang dan tantangan, dan daya saing menghadapi dan terlibat di dalam arena dunia nyata yang kompetitif. 

“Melalui penguasaan ilmu dan kompetensi, serta wawasan enterprenership yang dimiliki, maka saya berharap Insya Allah, seluruh wisudawan dan wisudawati mampu mengaplikasikan dengan baik, menjadi manusia-manusia unggul dan berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa,” katanya.

Menurut Nurul Huda, Semangat Merdeka Belajar menjadi katalis terbentuknya ekosistim yang menghubungkan perguruan tinggi dengan dunia nyata, menyuburkan kreatifitas bagi generasi unggul, menjadikan perguruan tinggi sebagai mata air bagi industri, masyarakat dan pembangunan bangsa. 

Oleh karena itu, proses pembelajaran perguruan tinggi harus mampu mengembangkan soft skill dan hard skill mahasiswa serta mampu membangkitkan, menumbuhkan dan mengembangkan berbagai dimensi melalui berbagai program salah satunya melalui penumbuhan dan pengembangan wira usaha desa atau Wiradesa,

Kata dia, geliat perekonomian pedesaan seringkali dinilai lambat dibanding pembangunan ekonomi perkotaan. Penataan ekonomi pedesaan perlu segera dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal, dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Salah satu solusi yang mampu mendorong gerak ekonomi desa adalah mengembangkan kewirausahaan bagi masyarakat desa. 

“Pengembangan desa wirausaha menawarkan solusi untuk mengurangi kemiskinan, migrasi penduduk, dan pengembangan lapangan kerja, menambah keragaman jenis usaha di desa,” paparnya.

Ia menjelaskan, hadirnya program WiraDesa sengaja dirancang untuk program pertumbuhan dan perkembangan kegiatan-kegiatan wirausaha yang ada di desa, baik usaha kelompok maupun usaha individu, usaha lama atau usaha baru yang berpotensi menjadi penggerak perekonomian desa dan menjadi salah satu keunggulan desa (“brand desa”) melalui program pendampingan dan pelatihan.

Kegiatan wirausaha desa juga dikenal dengan istilah UMKM desa. Dengan adanya pogram wiradesa di harapkan UMKM unggul dan naik kelas dan munculnya indutrialisasi pedesaan sehingga diharapkan menjadi desa kreatif, desa yang memiliki ciri khas, desa mandiri dan sejahtera dan desa yang berpartisipati dalam gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia.

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang besar di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Meski demikian, terjadi perkembangan yang cukup pesat dibeberapa sektor ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, fesyen, aplikasi, animasi, dan film televisi. Peluang ini perlu ditangkap dan dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat, termasuk masyarakat desa. Salah satunya dengan membangun ekosistem bisnis dan investasi dari level pedesaan dengan hadirnya wirausaha baru maupun mengembangkan usaha yang sudah berjalan.

 “Dalam mendukung hal tersebut, harus memiliki tiga pilar utama. Yaitu adaptasi, inovasi, dan kolaborasi. Namun yang tidak kalah penting adalah kompetensi para pelaku atau sumber daya manusia (SDM). Desa kreatif pada dasarnya mengedepankan pengembangan ekonomi kreatif sebagai roda penggerak perekonomian,” urainya.

Data pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan II tahun 2021 yang berhasil tumbuh positif sebesar 7,07 persen menggambarkan arah dan strategis pemulihan ekonomi nasional yang sudah membaik, membawa dampak positif dan minimal memberikan efek psikologis kepada pelaku usaha bahwa sudah mampu keluar dari resesi ekonomi, dan memiliki rasa optimisme bahwa ekonomi akan cepat pulih serta bangkit kembali menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dengan indikator.

“Yang  jelas yaitu setiap pertumbuhan ekonomi 1 persen akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan dikisaran 250.000-500.000 tenaga kerja sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan,” ujarnya

Nurul Huda mengungkapkan, kolaborasi dan inovasi merupakan kunci UMKM unggul dan naik kelas. Untuk mendorong kolaborasi dan inovasi dibutuhkan jalinan kerjasama agar memperkuat Tridarma Perguruan Tinggi, hidrilisasi hasil-hasil riset dan inovasi melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia industri, pemerintah, BUMN, para praktisi dan berbagai pihak lainnya untuk masyarakat desa dan kemajuan bangsa.

Indonesi memiliki visi untuk keluar dari middle Income-Trap pada tahun 2035 dan menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Untuk mewujudkan Ekonomi Indonesia Maju harus didasarkan pada inovasi.

“Berdasarkan data Global Innovation Index tahun 2020, Indonesia menempati urutan ke 81 dari 131 negara di dunia. Ini berarti ekosistim Riset dan Inovasi Indonesia masih perlu ditingkatkan,” ungkapnya.

Dikutip dari pernyataan Bapak Presiden Republik Indonesi Joko Widodo dalam rangka rapat senat terbuka UB ke 58 sambungnya, perguruan tinggi merupakan organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan reformasi inovasi dan sebuah kata kunci. Oleh sebab itu, diharuskan mengembangkan cara-cara baru, mahasiswa dan dosen harus terus berinovasi, kreasi-kreasi baru harus terus ditingkatkan dan dikembangkan. Perguruan tinggi perlu bersinergi dengan industri untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah, menjadi subsitusi impor, dan dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

Menurutnya lagi, rasio kewirausahaan Indonesia saat ini dinilai masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Meskipun jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia saat ini sebanyak 64,2 juta unit, dan kontribusinya cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim dalam catatannya menyebutkan, rasio kewirausahaan Indonesia saat ini 3,47 persen. Dari adanya laporan tersebut menunjukkan bahwa, jumlah wirausaha di Indonesia masih rendah. Sehingga pemerintah berupaya mendorong kenaikan rasio kewirausahaan di Indonesia.

“Target rasio kewirausahaan  di Indonesia pada 2021 sebesar 3,55 persen, dan 3,94 persen pada tahun 2024 dengan tujuan penciptaan wirausaha muda atau milenial inovatif berkelanjutan. Kita akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas, hal ini sejalan dengan visi  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bima yaitu lembaga pendidikan yang mencetak Sumber Daya Manusia yang unggul dan professional serta berjiwa entrepreneurship,” jelasnya lagi.

Hari ini kita mewisuda para mahasiswa yang sudah diharapkan memiliki etos kewirausahaan yang tinggi, milenial inovatif. Tidak saja berada di dalam dunia yang menuntut percepatan ekonomi nasional, tetapi juga berada di dalam dunia yang menuntut persaingan global yang kompleks dan penuh tantangan. Permasalahan bangsa dan Negara ini dalam hal penanggulangan Covid-19 masih dicatat pada skala prioritas, permasalahan-permasalahan ekonomi perlu diperbaiki, pemerintah terus berupaya untuk melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi sehingga menjadikan bangsa Indonesia emas tahun 2045.

Kampus, bisa menjadi basis utama dari bibit-bibit unggul calon entrepreneur sejati, Calon Milenial Inovatif. Setidaknya sudah dibekali etos entrepreneurship. Sehingga tergerak untuk hadir dan tumbuh sebagai entrepreneur-enterpreneur sejati.

“Kampus atau perguruan tinggi, bisa menjadi laboratorium bagi upaya menumbuhkan calon-calon entrepreneur sejati itu, tentu dengan melakukan kerjasama yang sinergi dengan berbagai pihak,” pungkasnya.

Nurul Huda berharap agar lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bima memiliki etos Enterpreneurship, Milenial Inovatif mampu hadir di tengah-tangah masyarakat, anda akan kembali ke desa anda masing-masing, bangunlah desa anda menajadi desa kreatif dan mandiri, menjadi pelopor-pelopor perubahan, menjadi manusia-manusia mandiri yang inovatif. (KB-01)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.