Rayakan Hari Bumi, Relawan Lindung Hutan Bima Lakukan Penghijauan
Kota Bima, KB.- Jemput Hari Bumi, Relawan Lindung Hutan Bima, tanam 500 bibit Mangrove. Lokasi penghijauan, titiknya di Pantai Lawata Kota Bima, Minggu (21/04/2019).
Penanaman mangrove tersebut, merupakan langkah pencegahan terjadinya pengikisan di Pesisir Pantai. Sebab, terjadinya Abrasi diakibatkan gelombang air laut.
Selaina itu, tujuannya untuk mencegah terjadinya bencana banjir dan menstabilkan udara. Kendati demikian, Relawan Lindung Hutan Indonesia, lakukan Reboisasi di 85 Kota seluruh Indonesia.
Koordinator RLH Bima, Jubaidah, mengatakan, hal itu merupakan kegiatan perdana yang diadakan Relawan Lindung Hutan Indonesia.
"Kegiatan ini diadakan langsung RLH Indonesia. Dan ini kegiatan perdana yang diadakan secara serentak diseluruh indonesia," kata Jubaidah.
Ia menceritakan, komunitas tersebut, dibentuk sejak 2016 lalu. Centralnya, ada di Daerah Semarang, dan memiliki cabang disetiap daerah.
"Wadah ini sudah lama dibentuk. Tepat di Hari Bumi, diadakan kegiatan serentak. Dan ini tidak hanya di Bima, tapi seluruh Indonesia," gambarnya.
Kata dia, penanaman mangrove di Lawata itu, adalah bentuk kecintaannya terhadap lingkungan. Terlebih, dengan melihat kondisi wilayah sekarang, sangat diperlukan Reboisasi.
"Sebelum terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik kita rawat Bumi mulai sekarang. Ada pepata mengatan 'lebih baik mencegah daripada mengobati'," tutup perempuan yang dikenal santun itu.
Indonesia merupakan negara dengan hutan terluas didunia. Namun akhir-akhir ini, negara indonesia juga termasuk negara yang mulai punah akan kelestariannya, termaksud hutan. Karena peralihan fungsi kawasan hutan bakau oleh berbagai pihak. Seperti reklamasi, sentral budidaya perikanan, bahkan kayu untuk bahan bakar bagi masyarakat pesisir. Semua pemanfaatan yang tidak tepat itu bakal menghancurkan ekosistem mangrove. Maka dari itu relawan Lindungihutan-Bima memilih menanam mangrove dalam merayakan hari Bumi dengan tema Rawat bumi, dengan merawat bumi serta menjaganya itu, merupakan bentuk kepedulian kita sebagai penghuni Bumi pertiwi ini.
Tak heran jika Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno menyebut kawasan hutan mangrove adalah salah satu ekosistem yang paling produktif, tetapi juga sekaligus paling terancam di dunia.
“Hal ini meliputi layanan terhadap perikanan komersial maupun terhadap masyarakat sekitar yang mengandalkan penghasilan dan sumber makanannya dari perikanan daerah pesisir serta sebagai daerah pariwisata, konservasi, pendidikan dan penelitian,”
hutan mangrove Indonesia memegang peranan penting untuk dunia, dari total 15,2 juta hektare hutan mangrove dunia yang tersebar di 124 negara tropis dan sub tropis, karena 21 persen di antaranya berada di Indonesia. Sehingga hutan mangrove Indonesia sangat layak untuk dikelola sebagai kawasan lindung, termasuk dengan menggunakan skema ekosistem esensial. (KB-07)
Tidak ada komentar